FILSAFAT PENDIDIKAN REALISME
Disusun Oleh :
ALFIAN NURUL RATRI
20130720095
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala
puja dan puji syukur atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Filsafat pendidikan ini yang berjudul “Filsafat Realisme”.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar
Muhammad SAW dan semoga kita menjadi pengikutnya yang setia dan mengikuti
sunnahnya sampai ajal menjemput kita.
Penulis
ucapkan terima kasih tak terhingga kepada Drs. Muh Azhar, M. Ag. selaku dosen
mata kuliah “Filsafat Pendidikan” yang selama ini memberi kontribusi besar
kepada kami, mahasiswa jurusan “Pendidikan Agama Islam”, dalam memahami mata
kuliah “Filsafat Pendidikan”.
Kami
menyadari, masihbanyakkekurangandalampenulisanmakalahini. Untukitu,kritikdan saran yang membangunsangat kami harapkan dalam upaya menjadikan penulisan
makalah ini menjadi lebih baik.
Yogyakarta, 30 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.
LatarBelakang............................................................................................... 1
2.
RumusanMasalah........................................................................................... 1
3.
TujuanPenulisan............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
1.
ArtiRealisme.................................................................................................. 2
2.
BentukRealisme............................................................................................. 2
3.
RealismeDalamPendidikan............................................................................ 3
BAB III KESIMPULAN................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Dalam
hubungannya dengan pendidikan, pendidikan berhubungan langsung dengan tujuan
hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan
pendidikan. Pendidikan tidak dapat dipahami seluruhnya, tanpa memahami tujuan
akhir, yang bersumber kepada tujuan serta pandangan hidup manusia. Konsep
tentang dunia pandangan dan tujuan hidup, akan menjadi landasan dalam menyusun
tujuan pendidikan.
Pendekatan
mengenai apa dan bagaimana filsafat pendidikan, dapat dilakukan melalui
beberapa sudut pandang. Sudut pandang pertama mengatakan bahwa filsafat
pendidikan dapat tersusun karena adanya hubungan linier antara filsafat dan
pendidikan. Ada tiga pandangan tentang sifat dan kemandirian dunia materiil dan
orang yang ingin mengetahuinya yaitu realisme, dualisme, dan idealisme. Yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah pandangan realisme.
2. Rumusan Masalah
a. Apakah Pegertian Realisme itu ?
b. Apa saja bentuk realisme ?
c. Bagaimana filsafat pendidikan dalam
pandangan realisme?
3.
Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui hakikat filsafat
pendidikan realisme
b. Menambah pengetahuan kita tentang
filsafat realisme
c. Mengetahui filsafat pendidikan dalam
pandangan realisme
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Realisme
Istilah
realisme berasal dari Bahasa Latin ”realis” yang berarti ”sungguh-sungguh,
nyata benar”. Realisme adalah filsafat yang menganggap bahwa terdapat satu
dunia eksternal nyata yang dapat dikenali. Padadasarnyarealismemerupakanfilsafat
yang memandangrealitassecaradualitas. Realismeberbedadenganmaterialismedan
idealisme yang
bersifatmonitis.
Realismeberpendapatbahwahakikatrealitasadalahterdiriatasduniafisikdanduniarohani.Realismemembagirealitasmenjadiduabagian, yaitusubjekyang menyadari dan mengetahui disatu
pihak dan dipihak lainnya adalah adanya realita diluar manusia yang dapat
dijadikan sebagai objek pengetahuan manusia.(UyohSadulloh : 2007 : 103)
Sebagai
aliran filsafat, realisme berpendirian bahwa yang ada yang ditangkap pancaindra
dan yang konsepnya ada dalam budi itu memang nyata ada. Contoh : Batu yang
tersandung di jalan yang baru dialami memang ada. Bunga mawar yang bau harumnya
merangsang hidung sungguh-sungguh nyata ada bertengger pada ranting pohonnya di
taman bunga. Kucing yang dilihat mencuri lauk di atas meja makan betul-betul
ada dan hidup dalam rumah keluarga itu.Jadi, yang ada dan dialami oleh
pancaindra dan dimengerti oleh budi itu tak dapat diragukan memang ada.
2. Bentuk Realisme
Ada setidaknya dua bentuk realisme yang jelas dan berarti
yang memerlukan perhatian individu, yaitu realisme ekstrem/primitif dan
realisme akal sehat.
a.
Realisme
ekstrem/primitif.
Cara paling alamiah dan sederhana untuk
menginterprestasikan hubungan antara subyek dan obyek adalah dengan memahami
setiap obyek yang dialami sebagai tidak dipengaruhi pengamat manapun. Penganut
realisme akan mengatakan bahwa sebagaimana kaki Anda dapat berada di bawah meja
dan keberadaannya tidak tergantung pada hubungan antara meja dan kaki, begitu
juga obyek apapun dapat Anda (sebagai subyek) ketahui tanpa dipengaruhi oleh
Anda. Pendapat ini adalah pandangan yang tanpa dipikir dari orang biasa di
jalanan. Umumnya orang mulai mempertanyakan pendapat ini hanya sesudah orang
mengenal beberapa masalah filosofis.
Realisme ekstrem, yang berpendapat bahwa abstraksi
itu ada sebagai entitas riil dalam dimensi lain realitas dan bahwa konkret yang
kita persepsi hanyalah merupakan cerminan yang tidak sempurna, namun konkret
tersebut menyebabkan timbulnya abstraksi dalam pikiran kita. Mazhab realisme
ekstrem, pada hakikatnya, berusaha untuk memelihara keunggulan eksistensi
(realitas) dengan melepaskan kesadaran yaitu dengan memasukan konsep ke dalam
yang ada konkret dan mereduksi kesadaran pada tingkat perseptual, yaitu pada
fungsi otomatis pemahaman persep (dengan sarana adikodrati, karena persep
seperti itu tidak ada).
Kelemahan realisme ekstrem adalah ada pengalaman
universal kekeliruan menilai persepsi; tidak ada penjelasan mengenai objek
khayalan/halusinasi; semua persepsi tergantung konteks visual.
b. Realisme Akal Sehat.
Pada awalnya, realisme akal sehat tampaknya
memperlunak masalah-masalah realisme ekstrem, tetapi menghindari kepalsuan yang
segera dirasakan orang dengan adanya dualisme dan idealisme. Realisme akal
sehat sepakat dengan realisme ekstrem atau primitif bahwa obyek-obyek fisik
tidak bergantung pada pikiran atau berada di luar pikiran, walaupun obyek-obyek
itu secara langsung dan seketika dapat diobservasi oleh pikiran. Hal yang
membedakan dua pandangan ini adalah pemahaman realisme akal sehat tentang obyek
yang tidak nyata, yang khayalan atau yang merupakan halusinasi. Persepsi
semacam ini bersifat subyektif, dan obyek-obyeknya seluruhnya terdapat di dalam
pikiran.
Realisme akal sehat memiliki kelebihan dalam
mengatasi kritik kedua yang diajukan terhadap realisme ekstrem atau primitif.
Menurut realisme akal sehat, obyek yang khalayan tidak berdiri sendiri dan
berada di luar pikiran, tetapi dalam beberapa hal merupakan produk pikiran.
3. Filsafat Pendidikan dalam Realisme
A. Dasar Pemikiran Pendidikan Realisme
Berdasarkan aliran realisme, maka tujuan pendidikan
akan dirumuskan sebagai upaya pengembangan potensi-potensi yang ada dan
dimiliki oleh peserta didik untuk menjadi seoptimal mungkin.
Menurut Realisme, yang dimaksud dengan hakikat
kenyataan itu berada pada ”hal” atau ”benda”. Jadi, bukan sesuatu yang terlepas
atau dilepaskan dari pemiliknya. Oleh karena itu, wajar bila yang menjadi
perhatian pertama dalam pendidikan adalah apa yang ada pada peserta didik.
B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Realisme
Para
pengikut realisme ada kesepakatan tentang prinsip dasar yang berhubungan dengan
pendidikan. Beberapa prinsip dasar pendidikan realisme adalah sebagai berikut :
1. Belajar pada dasarnya mengutamakan perhatian pada
peserta didik seperti apa adanya.
- Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak.
- Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan. Kurikulum diorganisasikan dan direncanakan dengan pasti oleh guru. Secara luas lingkungan materiil dan sosial, manusia yang menentukan bagaimana seharusnya ia hidup.
Tinjauan mengenai filsafat pendidikan realisme
menurut aspek ontologi menunjukkan bahwa pendidikan itu seyogyanya
mengutamakan perhatian pada peserta didik seperti apa adanya, artinya utuh
tanpa tereduksi. Jadi, peserta didik adalah individu yang perlu menjadi sasaran
untuk dipelajari apa adanya. Dalam hubungan ini adanya ilmu-ilmu bantu yang
termasuk ke dalam lingkungan sosiologi, budaya, dan sebagainya, perlu mendapat
perhatian sebagai landasan pendidikan. Selanjutnya masih perlu diadakan
pengujian dengan menggunakan ilmu-ilmu bantu tersebut.
Pembahasan dapat diteruskan dengan mengetengahkan epistemologi
menurut filsafat pendidikan realisme. Pengetahuan, menurut realisme adalah
hasil yang dicapai oleh proses dimana subjek dan objek mengadakan pendekatan.
Dengan demikian hasilnya adalah perpaduan antara pengamatan, pemikiran, dan
kesimpulan dari kemampuan manusia dalam ”menyerap” objeknya.
Oleh karena itu, epistemologi dalam filsafat
pendidikan realisme adalah proses dan produk dari seberapa jauh pendidikan
dapat mempelajari secara ilmiah empirik mengenai peserta didiknya.
Hasil-hasilnya akan digunakan sebagai dasar untuk menyelenggarakan pendidikan.
Dalam hal aksiologi pendidikan, faktor
peserta didik perlu dipandang sebagai agen yang ikut menentukan hakikat nilai.
Misalnya, bila pendidik memperkenalkan tentang sesuatu yang baik atau buruk
maka persepsi dan apersepsi yang timbul pada peserta didik perlu dicatat untuk
digunakan sebagai dasar penyelenggaraan proses pendidikan. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa pendidikan itu pada hakikatnya
berlangsung secara alami.
BAB III
KESIMPULAN
Realisme
menetapkan bahwa kita langsung berhubungan dengan suatu dunia yang berada di
luar, bersifat materiil, dan mandiri. Realisme merupakan filsafat yang
memandang realitas secara dualitis. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas
ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. Realisme membagi realitas
menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak
dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat
dijadikan objek pengetahuan manusia.
Teori realisme mempunyai pandangan realistis
terhadap alam. Pengetahuan menurut relisme adalah gambaran atau kopi yang
sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata (dari fakta atau hakikat).
Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah kopi dari yang asli yang
ada di luar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam
foto. Dengan demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan
tepat bila sesuai dengan kenyataan.
Ajaran realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau
lain cara, ada hal-hal yang hanya terdapat di dalam dan tentang dirinya
sendiri, serta yang hakikatnya tidak terpengaruh oleh seseorang. Contohnya,
fakta menunjukkan, suatu meja tetap sebagaimana adanya, kendati tidak ada orang
di dalam ruangan itu yang menangkapnya. Jadi meja itu tidak tergantung kepada
gagasan kita mengenainya, tetapi tergantung pada meja tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ayn, Rand. 2003. Pengantar
Epistemologi Objektif.Yogyakarta: Bentang Budaya.
Bakhtiar
,Amsal. 1997.
Filsafat Agama. Jakarta: Logos.
Barnadib, Imam. 2002, Filsafat Pendidikan,
Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Hardjana, A. Mangun,1997.Isme-Isme dalam Etika A-Z. Yogyakarta : Kanisius.
Norman
L. Geisler dan Paul D. Feinberg.2002.Filsafat Dari Perspektif Kristiani.
Malang : Gandum Mas.
Sadullah, Uyoh. 2007. PengantarFilsafatPendidikan.
Bandung :Alfabeta.
http://koreakinayahfaqot.blogspot.com/2012/07/makalah-filsafat-pendidikan-realisme_4702.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar