IDENTITAS NASIONAL
DAN PENGARUH GLOBALISASI
Disusun oleh :
Aisyah Mega Permata
Alfian Nurul Ratri
Jimmy Ardian
Ma’Arif Abbar
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN
2013/2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala
puja dan puji syukur atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas PPKN ini yang berjudul “Identitas Nasional dan Pengaruh
Globalisasi”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita, Nabi besar Muhammad SAW dan semoga kita menjadi pengikutnya yang setia
dan mengikuti sunnahnya sampai ajal menjemput kita.
Penulis ucapkan terima kasih tak terhingga kepada Ibu Dra. Hj. Akif Khilmiyah, M. Ag.
selaku dosen mata kuliah “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” yang selama
ini memberi kontribusi besar kepada kami, mahasiswa jurusan “Pendidikan Agama
Islam”, dalam memahami mata kuliah “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”.
Kami
menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam upaya menjadikan penulisan
makalah ini menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Yogyakarta, 14 Desember2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................
i
DAFTAR
ISI........................................................................................................ ii
A. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1. LATAR
BELAKANG................................................................. 1
2. RUMUSAN
MASALAH............................................................. 1
3. TUJUAN.......................................................................................
1
B. PEMBAHASAN......................................................................................
2
1. Pengertian
Identitas Nasional dan Globalisasi............................ 2
2. Globalisasi
dan Ketahanan Nasional............................................ 5
3. Pengaruh Globalisasi...................................................................11
4. Pengaruh
Positif Globalisasi.........................................................11
5. Pengaruh
Negatif Globalisasi.......................................................12
6. Contoh Aktivitas
Moral dalam Konteks
Tradisi Lama, Modern,
dan Islam.......................................................................................13
7.
Efek Globalisasi Bagi
Identitas Nasional....................................14
C. PENUTUP................................................................................................15
1. KESIMPULAN........................................................................................ 16
2. SARAN..................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 18
ii
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Sudah kita ketahui bahwa globalisasi
kini telah merambah masuk dalam kehidupan bangsa Indonesia di segala sektor,
yang akan berdampak terhadap budaya berpikir masyarakat Indonesia. Sekarang
masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane
berbeda dengan budaya Indonesia yang masih memiliki sopan santun, ramah,
beradab yang menunjukkan sebagai Negara orang timur.
Era globalisasi memang tidak bisa di
justifikasikan selalu membawa dampak yang negatif bagi kita, namun eksistensi
dari globalisasi tersebut lebih dominan kearah negatif, banyak contoh kasus
yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya seks bebas dikalangan remaja , yang
saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi, perkembangan pornografi yang dengan
kemajuan teknologi yang canggih banyak dikonsumsi oleh anak dibawah umur dengan
bebas dan mudah mendapatkannya, tingkat peggunaan obat-obat terlarang yang
sangat memprihatinkan dan bahkan negara Indonesia dijadikan objek pasar dari
penjualan obat terlarang internasional.
Dari pendahuluan diatas, maka muncul
suatu pertanyaan yang perlu di kaji lebih jauh lagi, yaitu “ Sejauh mana
pengaruh globalisasi terhadap identitas bangsa Indonesia ?”
2.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian Identitas Bangsa dan Globalisasi itu ?
2.
Apa
Pengaruh Globalisasi?
3.
Apa
contoh Pengaruh Globalisasi dalam Aktivitas Moral ?
4.
Bagaimana
Efek Globalisasi dalam Identitas Bangsa ?
3. Tujuan
a. Untuk
mengetahui bagaimana pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional bangsa
Indonesia.
b.
Untuk mengetahui contoh aktifitas
moral dalam Konteks Tradisi Lama, Modern, dan Islam.
c. Untuk
menambah dan memperdalam lagi pengetahuan kita tentang Identitas Nasional dan
Pengaruh Globalisasi.
1
B. PEMBAHASAN
1.
Pengertian Identitas Nasional dan
Globalisasi
a.
Hakikat dan Dimensi Identitas
Nasional
Identitas adalah ungkapan
nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan
bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan
sebutan Identitas Nasional. Namun demikian proses pembentukan identitas
nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, akan tetapi itu adalah sesuatu yang
terus berkembang dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman. Sifat identitas
nasional yang relatif dan kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk selalu
kritis terhadap identitas nasionalnya untuk selalu menyegarkan pemahaman dan
pemaknaan terhadap jati dirinya. Secara umum beberapa unsur yang terkandung
dalam identitas nasional antara lain :
1.
Pola Perilaku
Adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan, ramah
tamah, hormat kepada orangtua, dan gotong royong merupakan salah satu identitas
nasional yang bersumber dari adat istiadat dan budaya.
2.
Lambang-lambang
Adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi
negara. Lambang-lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang-undang, misalnya
bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
3.
Alat-alat perlengkapan
Adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan
teknologi, misalnya bangunan candi, masjid, gereja, bangunan adat, teknologi
bercocok tanam, dan teknologi seperti kapal laut, pesawat terbang dan lainnya.
2
4.
Tujuan yang ingin dicapai
Yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan
tidak tetap, seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu. Sebagai
sebuah bangsa yang mendiami sebuah negara, tujuan bersama bangsa Indonesia
telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan bersama
bangsa Indonesia.
b.
Unsur-unsur Pembentuk Identitas
Nasional
1. Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum
menjadi sebuah negara, bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang
gemilang. Dua kerajaan nusantara, Majapahit dan Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai
pusat-pusat kerajaan Nusantara yang pengaruhnya menembus batas-batas teritorial
dimana dua kerajaan itu berdiri. Semangat juang bangsa Indonesia dalam mengusir
penjajah, menurut banyak ahli, telah menjad ciri khas tersndiri bagi bangsa
indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional
bangsa indonesia.
2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur
pembentuk identitas nasional meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban,
dan pengetahuan. Akal budi bangsa indonesia dapat dilihat pada sikap ramah dan
santun kepada sesama. Ssedangkan, unsur identitas peradabannya tercermin dari
keberadaan dasar negara pancasila sebagai nilai-nilai bersama bangsa Indonesia
yang majemuk.
3. Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain
bangsa Indonesia. Namun demikian, lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat
alamiah tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam
kemajemukan merupakan unsur lain yang harus terus dikembangkan dan dibudayakan.
Kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari
ribuan kelompok suku, beragam bahasa, budaya, dan ribuan kepulauan.
3
4. Agama
Keanekaragaman agama merupakan
identitas lain dari kemajemukan alamiah Indonesia. Dengan kata lain, keragaman
agama dan keyakinan di Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi negara,
tetapi juga merupakan suatu rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap
dipelihara dan di syukuri bangsa Indonesia. Mensyukuri nikmat kemajemukan dapat
dilakukan dengan sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan
tradisi, baik mayoritas maupun minoritas, atas kelompok lainnya.
5. Bahasa
Bahasa Indonesia adalah salah satu
identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan
bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghubung berbagai
kelompok yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan nilai identitas
tersendiri bagi bangsa Indonesia.
c .Pancasila
: Nilai Bersama dalam Kehidupan Kebangsaan dan Kenegaraan.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang
hidup dengan kelenturan budaya nya untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang di
anggap baik dan memperkaya nilai-nilai lokal yang dimiliki. Bersikap cerdas dan
bijaksana adalah dengan cara tidak apriori terhadap apa saja yang berasal dari
luar tetapi juga tidak meniru secara membabi buta apa saja dari luar. Pancasila
adalah capaian demokrasi paling penting yang dihasilkan oleh para pendiri
bangsa dalam (founding fatheres) Indonesia. Pancasila tidak lain merupakan
sebuah konsensus nasional bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila merupakan
simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dimana pertemuan nilai-nilai dan
pandangan ideologi terpaut dalam sebuah titik pertemuan yang menjadi landasan
bersama dalam kehidupan sebagai sebuah bangsa.
4
d.
Revitalisasi Pancasila
Menurut Azyumardi Azra, ada tiga
faktor yang membuat Pancasila tidak relevan lagi saat ini.
Pertama, Pancasila
terlanjur tercemar karena kebijakan rezim Soeharto yang menjadikan Pancasila
sebagai alat politik untuk mempertahankan status kekuasaan nya.
Kedua,
Liberalisasi politik dengan penghapusan ketentuan yang ditetapkan Presiden B.J.
Habibie tentang pancasila sebagai satu-satunya asas setiap organisasi.
Ketiga,
Desentralisasi dan otonomisasi daerah yang sedikit banyak mendorong penguatan
sentimen kedaerahan. Apabila tidak di antisipasi, bukan tidak mungkin
menumbuhkan sentimen (lokal-natinalismlocal) yang dapat tumpang tindih dengan
ethnonationalism. Dalam proses ini, Pancasila baik sengaja maupun akibat
langsung dari proses desentralisasi akan makin kehilangan posisi sentralnya.
2.
Globalisasi dan Ketahanan Nasional
a.
Hakikat Globalisasi
Secara umum
globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya
keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat
transkulturasi dan perkembangan teknologi modern. Istilah globalisasi sering di
identikan dengan :
1. Internasionalisasi, yaitu
hubungan antar negara, meluasnya arus perdagangan dan penanaman modal;
2. Liberalisasi, yaitu pencabutan
pembatasan-pembatasan pemerintah untuk membuka ekonomi tanpa pagar dalam
hambatan perdagangan, pembatasan keluar masuk mata uang, kendali devisa, dan
izin masuk suatu negara (visa);
3. Universalisasi, yaitu ragam
selera atau gaya hidup seperti makanan, pakaian, kendaraan, diseluruh pelosok
penjuru dunia;
4. Westernisasi atau Amerikanisasi,
yaitu ragam hidup model budaya barat atau Amerika;
5. De-Teritorialisasi, yaitu
perubahan-perubahan geografi sehingga ruang sosial dalam perbatasan, tempat,
dan jarak menjadi berubah.
5
Beberapa Pengertian
Globalisasi:
Pertama, globalisasi
sebagai transformasi kondisi spasial-temporal kehidupan. Hidup yang kita alami
mengendalikan ruang dan waktu.
Kedua, globalisasi
sebagai transfermasi lingkup cara pandang. Dengan kata lain, globalisasi menyangkut
cara memandang, cara berpikir , cara merasa, dan cara mendekati persoalan.
Ketiga,
globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Gejala yang muncul
dari interaaksi yang makin intensif dapat dilihat dalam dunia perdagangan,
media budaya, transportasi, teknologi, informasi, dan sebagainya.
b.
Ketahanan Nasional
Ketahanan
nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan intergritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional. Dalam rangka ketahan
nasional, peluang dan tantangan bangsa Indonesia dalam era globalisasi dapat
dijumpai dalam beberapa bidang yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan
sosial-budaya. Peluang dan tantangan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.
Bidang Politik
a.
Demokrasi menjadi sistem politik di
Indonesia yang berintikan kebebasan mengemukan pendapat.
b.
Politik luar negeri yang bebas
aktif.
c.
Melaksanakan sistem pemerintahan
yang baik (good governance) dengan prinsip partisipasi, transparasi, rule of
law, responsif, serta efektif dan efisien.
6
2.
Bidang Ekonomi
a.
Menjaga kestabilan ekonomi makro
dengan menstabilkan nilai tukar rupiah dan suku bangsa.
b.
Menyediakan lembaga-lembaga ekonomi
yang modern (perbankan, pasar modal, dan lain-lain).
c.
Mengeksploitasi sumber daya alam
secara proporsional.
3.
Bidang sosial-budaya
a.
Meningkatkan sumber daya manusia,
yaitu kompetensi dan komitmen melalui demokratisasi pendidikan.
b.
Penguasaan ilmu teknologi serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan masyarakat.
c.
Menyusun kode etik profesi yang
sesuai dengan karakter dan budaya bangsa.
3.
Multikulturalisme: Antara
Nasionalisme dan Globalisasi
a.
Pengertian Multikulturalisme
Istilah multikulturalisme mulai
digunakan orang sekitar tahun 1950-an di Kanada untuk menggambarkan masyarakat
Kanada di perkotaan yang multikultural dan multilingual. Namun demikian,
multikulturalisme menjadi konsep yang menyebar dan dipandang penting bagi
masyarakat majemuk dan kompleks di dunia, dan bahkan dikembangkan sebagai
strategi integrasi kebudayaan melalui pendidikan multikultural.
Ada
beberapa istilah yang secara konseptual tampak mirip dengan terminologi
multikulturlisme namun sebenarnya berbeda. Masyarakat majemuk (plural society)
berbeda dengan keberagaman budaya atau multikulturalisme (plural cultural).
Masyarakat majemuk lebih menekankan soal etnisitas atau suku yang pada
gilirannya membangkitkan gerakan etnosentrisme dan etnonasionalisme. Sifatnya
sangat askriptif dan primodial.
7
Dalam
sejarahnya, nasionalisme Indonesia melalui beberapa tahap perkembangan.
Tahap
pertama ditandai dengan tumbuhnya perasaan kebangsaan dan persamaan nasib yang
diikuti dengan perlawanan terhadap penjajahan baik sebelum maupun sesudah
promlakasi kemerdekaan. Nasionalisme religious dan nasionalisme sekuler muncul
bersamaan dengan munculnya gagasan Indonesia merdeka.
Tahap kedua adalah bentuk nasionalisme Indonesia yang merupakan
kelanjutan dari semangat revolusioner pada masa perjuangan kemerdekaan, dengan
peran pemimpin nasional yang lebih besar. Nasioanalisme pada era ini
mengandaikan adanya ancaman musuh dari luar terus-menerus terhadap kemerdekaan
Indonesia.
Tahap ketiga adalah nasionalisme persatuan dan kesatuan. Kelompok
oposisi atau mereka yang tidak sejalan dengan pemerintah disingkirkan karena
akan mengancam persatuan dan stabilitas. Perbedaan diredam bukan dengan
menyelesaikan pokok persoalannya tetapi ditindas dan disembunyikan dibawah
karpet. Terhdap luar negeri, nasionalisme berarti kedaulatan, integritas, dan
identitas bangsa.
Tahap keempat adalah nasionalisme cosmopolitan. Dengan bergabungnya
Indonesia dalam system global internasional, nasionalisme Indonesia yang
dibangun adalah nasionalisme cosmopolitan yang menandaskan bahwa Indonesia
sebagai bangsa tidak dapat menghindari dari bangsa lain, namun dengan memiliki
actor-aktor didaerah secara langsung untuk menjadi actor cosmopolitan.
Upaya membangun Indonesia yang multicultural hany mungkin dapat
terwujud bila Pertama, konsep multikulturalisme menyebar luas dan dipahami oleh
masyarakat Indonesia. Kedua , kesamaan
pemahaman diantara masyarakat mengenai makna multikulturalisme dan bangunan
konsep yang mendukungnya.
8
Ada 5 (lima) hal penting jika melihat hubungan antara pancasila dan
multikulturalisme,yaitu:
1.
Multikulturalisme
adalah pandangan kebudayaan yang berorientasi praktis, yakni yang menekankan
perwujudan ide menjadi tindakan.
2.
Multikulturalisme
harus menjadi grand strategy kemasa depan, khususnya dalam pendidikan nasional
yang menekankan learning by doing of prakting, dan tidak lagi semata-mata
kognitif.
3.
Dengan
memosisikan multikulturalisme sebagai perwujudan pancasila, maka kebudayaan
tidak lagi dijadikan embel-embel saja melainkan dijadikan salah satu prioritas
utama untuk membangun bangsa karena integrasi bangsa bertumpu pada kebudayaan.
4.
Kalau
mulkulturalisme didefinisikan sebagai
"sejumlah kebudayaan yang hidup berdampingan, dan seyogyanya
mengembangkan cara pandang yang mengakui dan menghargai keberadaan satu sama
lain ", maka secara empiris dapat dipertanyakan apakah criteria "
saling menghargai " itu ada dalam masyarakat yang bersangkutan.
5.
Perubahan
dari cara berfikir pluralisme kemultikulturalisme dalam memandang pancasila
diperlukan dua syarat, yaitu:
a.
Kita
harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai model multikulturalisme yang
sesuai dengan kondisi Indonesia.
b.
Kebijakan
itu harus berjangka panjang, konsisten, dan membutuhkan kondisi politik yang
mendukung.
Dengan demikian, konsep masyarakat multikulralisme dapt menjadi
wadah pengembangan demokrasi dan masyarakat madani di Indonesia. Kemajemukan
bangsa Indonesia dapat menjadi modal social ( social capital ) bagi
pengembangan modal masyarakat multicultural di Indonesia.
(Azra, Azyumardi & Hidayat Komaruddin, Pendidikan
Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani,
2000, ICCE UIN Jakarta)
9
2. Pengertian Identitas Nasional
Pengertian Identitas Nasional secara
harfiah adalah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada sesuatu
atau seseorang yang membedakannya dengan yang lain. Pengertian Identitas pada
hakikatnya adalah merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dan dengan
ciri-ciri yang khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya.
Dengan demikian identitas nasional suatu bangsa adalah
ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan dari bangsa lainnya. Namun
demikian proses pembetukan identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang
sudah selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti
perkembangan zaman. Akan terjadi pergeseran nilai dari identitas itu sendiri
apabila identitas itu tidak dapat dijaga dan dilestarikan, sehingga
mengakibatkan identitas global akan mempengaruhi nilai identitas nasional itu
sendiri.
Globalisasi secara umum adalah suatu perubahan sosial
dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan
faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturisasi dan perkembangan teknologi
modern. Istilah globalisasi dapat di terapkan dalam berbagai konteks sosial,
budaya, ekonomi, dan sebagainya memahami globalisasi adalah suatu kebutuhan,
mengingat majemuknya fenomena tersebut.
Menurut Stiglitz sebagai mana dikutip sugeng bahagijo
dan darmawan triwinowo disatu sisi globalisasi menbawa potensi dan akselerasi
pertumbuhan ekonomi banyak Negara, peningkatan standar hidup serta perluasan
akses atas informasi dan teknologi, disisi lain telah membawa kesenjangan
utara-selatan serta kemiskinan global.
10
c. Pengaruh
Globalisasi
Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti
kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan
mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.
1.
Pengaruh Positif Globalisasi
b.
Dilihat dari globalisasi politik,
pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan
adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan dijalankan secara jujur,
bersih, dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat.
Tanggapan positif tersebut berupa nasionalisme terhadap negara menjadi
meningkat.
c.
Dari aspek globalisasi ekonomi,
terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan
devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
d.
Dari globalisasi sosial budaya kita
dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan
disiplin dan iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan
bangsayang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa
nasionalisme kita terhadap bangsa.
11
2.Pengaruh Negatif Globalisasi
a. Pola
Hidup Konsumtif
Perkembangan
industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.
Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak
pilihan yang ada.
b. Sikap
Individualistik
Masyarakat
merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi
membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya
Hidup Kebarat-baratan
Tidak
semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli
adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan
lain-lain.
d.
Kesenjangan Sosial
Apabila
dalam suatu komunitas masyarakat hanya
ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka
akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang
stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial
12
d. Contoh
Aktivitas Moral dalam Konteks Tradisi Lama, Modern, dan Islam
No.
Masalah
|
Tinjauan/Nilai
Etika dari:
|
|||
Tradisi
|
Modern
|
Islam
|
||
1. Pakaian
& Cara Berpakaian
2. Minum
alkohol/minuman keras
3. Judi
4. Free
sex/zina
5.
Bohong
6. Hidup
mewah
7. Tinggi
hati, congkak
|
Macam-macam
ada yang memperlihatkan aurat ada yang tidak
Ada
yang pro & kontra
Ada
yang pro & kontra
Ada
yang pro & kontra
Dianggap
kurang baik
Dianggap
sebagai masalah individu
Orang
tua-tua menilainya kurang baik
|
Berubah-ubah
sesuai dengan selera ahli mode
Dianggap
sebagai perlambang pergaulan modern
Dianggap
soal biasa/permainan zaman modern
Dianggap
soal biasa
Tergantung
dari materi atau jenis kebohongan itu, baru dapat dinilai pantas/jahat
Soal
individu. Tergantung pada ke sanggupan dari yang bersangkutan
Tergantung
dari yang menilai. Setiap orang bebas bersikap
|
Harus
menutup aurat. Soal potongan & bentuk tidak jadi soal
Semua
jenis minuman yang memabukkan haram hukumnya, sebab kejahatan atau keburukan
bagi kesehatannya lebih banyak.
Sama
hukumnya dengan alkohol. Malah lebih buruk
Dosa
besar
Perbuatan
yang tercela/buruk
Hukumnya
mubazir. Termasuk melakukan yang tercela.
Tidak
pantas tinggi hati dicela oleh agama
|
|
(Yustina,Rostiawati, Etika Sosial,1989, hlm. 142-143)
13
e.
Efek Globalisasi Bagi
Identitas Nasional
Dengan
adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antar satu negara dengan
negara lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya
kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi.
Kejahatan-kejahatan tersebut, antara lain terkait dengan masalah narkotika,
money laundering, keimigrasian, human trafficking, penebangan hutan secara
ilegal, pencurian laut, pengakuan hak cipta, dan terorisme.
Masalah-masalah
tersebut berpengaruh terhadap nila-nilai budaya bangsa yang selama ini di
junjung tinggi. Efek lainnya adalah globalisasi dapat memberikan efek negatif
bagi budaya-budaya leluhur di indonesia. Dengan adanya globalisasi waktu,
jarak, wilayah bukan menjadi halangan, khususnya pada dunia hiburan. Pada dunia
hiburan, efek globalisasi sangat jelas dapat dirasakan, sebagai contoh:
lunturnya musik-musik tradisional lunturnya budaya
Indonesiadalam film-film lokal, minimnya pentas seni lokal jika dibandingkan
denganpentas seni kontemporer moderen.
Hal tersebut mencerminkan bahwa,globalisasi dapat dengan mudah mengubah
nilai-nilai budaya yang sudah adasebelumnya.Pada masyarakat, hal ini tentu
sangat membahayakan. Hal tersebutdidasarkan pada mulai mutimbulnya sifat
individualistis di masyarakat,minimnya tenggang rasa dan semangat gotong
royong. Yang sudah jelasbanyak negara lain mengenal budaya masyarakat Indonesia
sangat ramahtamah sebelumnya. Belum lagi aksi teror, yang baru-baru ini marak
terjadi.
Ada sebagian kelompok masyarakat bangsa ini yang menganut pandanganekstim
dan radikal, yang menolak landasan bangsa ini yaitu Pancasila sebagaipedoman
hidupnya, yang tentu sangat berbahaya bagi integritas bangsa inikedepan.
Hal-hal ini tentunya dapat mengubah identitas bangsa ini, yangsebelumnya
populer dengan bangsa yang menjunjung tinggi nilai multikultur yang
Bhenika Tunggal Ika yang memiliki kesatuan sangat erat sertamasyarakatnya yang
sangat berjiwa ketimuran.
14
KESIMPULAN
Meskipun
kapitalisme berpengaruh besar kepada budaya populer global,dalam kaitannya
dengan globalisasi budaya sekarang ini,indikasi bahwa globalisasi kebudayaan
adalah sumber utama yang menjadikan hilangnya identitas nasional,dirasakan
perlu redefinisi terhadap identitas nasional itu sendiri. Sebab,meskipun sudah di ketahui bahwa identitas nasional adalah simbolisasi
terhadap individu teritori,kemampuan masyarakat khususnya indonesia tidak cukup
baik dalam mempertahankan kebudayaan mereka sendiri sebagai suatu identitas.
Hal
ini adalah kerugian bagi para pendukung globalisasi,khususnya juga globalisasi
budaya,yang akhirnya menjadi aktor-aktor yang terlibat penuh dalam aktifitas globalisasi
budaya (bahkan cenderung menikmati) selain masyarakat luas,yang beberapa
diantaranya bukanlah pendukung globalisasi namun menaruh semua kesalahan akibat
globalisasi budaya kepada para pendukung globalisasi buktinya,masyarakat luas
pun ikut menikmati globalisasi,khususnya globalisasi budaya,meskipun ada
tentangan dari sejumlah masyarakat lainnya akan globalisasi budaya yang sampai
sekarang masih terus berjalan,hal tersebut bukan menjadi suatu jaminan yang
cukup baik bagi masyarakat luas untuk tidak hidup dalam modernitas globalisasi.
Padahal
globalisasi budaya hanya bertujuan untuk mendekatkan budaya lokal kepada
budaya-budaya di seluruh dunia dalam satu kesatuan. Seperti pada sebuah searchengine (google,yahoo,MSN,plasa,dll) dimana kita mampu mencari
segala macam kejadian atau tren dan sebagainya,dalam sekali sentuhan jari. Maka, untuk apa kita menyimpan budaya
sendiri,sementara kita adalah bagian dari pada masyarakat global yang
seharusnya tidak perlu canggung menerima globalisasi budaya di tengah-tengan
budaya pribadi. Sebab seharusnya,kita
tidak perlu berlaku demikian.
15
SARAN
Sebagai seorang mahasiswa dengan
segudang aktivitas dan luasnya pergaulan di zaman modern ini, seharusnya kita
tidak cepat terpengaruh oleh era globalisasi budaya barat yang tidak baik dalam
kehidupan kita. Semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi pada
zaman sekarang, tentunya semakin mudah untuk mengakses berbagai wacana entah
itu di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagai mahasiswa yang cerdas, tentunya
kita harus pintar dalam memilah dan memilih mana budaya barat yang baik dan
mana budaya barat yang buruk. Karena apabila kita salah melilih, kita bisa
terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak semestinya dan itu sangat berpengaruh
bagi Identitas Nasional Bangsa Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
Yustina Rostiawati, Buku Etika Sosial, 1989,
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
17
Rules of the Game - R&Rione
BalasHapusIn this 정읍 출장마사지 game you play as two pairs of five cards, but not more than once each player is dealt cards. 신규 바카라 사이트 The first 논산 출장샵 player to 파주 출장안마 play hands 동두천 출장마사지 will usually have three cards in his hand,