Senin, 04 Mei 2015

makalah identitas nasional dan pengaruh globalisasi



IDENTITAS NASIONAL DAN PENGARUH GLOBALISASI
 
 



Disusun oleh :
*    Aisyah Mega Permata
*    Alfian Nurul Ratri
*    Jimmy Ardian
*    Ma’Arif Abbar








PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2013/2014





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puja dan puji syukur atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas PPKN ini yang berjudul “Identitas Nasional dan Pengaruh Globalisasi”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW dan semoga kita menjadi pengikutnya yang setia dan mengikuti sunnahnya sampai ajal menjemput kita.
Penulis ucapkan terima kasih tak terhingga kepada Ibu Dra. Hj. Akif Khilmiyah, M. Ag. selaku dosen mata kuliah “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan” yang selama ini memberi kontribusi besar kepada kami, mahasiswa jurusan “Pendidikan Agama Islam”, dalam memahami mata kuliah “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan”.
Kami menyadari, masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam upaya menjadikan penulisan makalah ini menjadi lebih baik.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Yogyakarta, 14 Desember2013

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

A.    PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.      LATAR BELAKANG................................................................. 1
2.      RUMUSAN MASALAH............................................................. 1
3.      TUJUAN....................................................................................... 1

B.     PEMBAHASAN...................................................................................... 2
1.      Pengertian Identitas Nasional dan Globalisasi............................ 2
2.      Globalisasi dan Ketahanan Nasional............................................ 5
3.      Pengaruh Globalisasi...................................................................11
4.      Pengaruh Positif Globalisasi.........................................................11
5.      Pengaruh Negatif Globalisasi.......................................................12
6.      Contoh  Aktivitas  Moral  dalam  Konteks  Tradisi  Lama,  Modern,
dan Islam.......................................................................................13
7.      Efek Globalisasi Bagi Identitas  Nasional....................................14

C.     PENUTUP................................................................................................15
1.      KESIMPULAN........................................................................................ 16
2.      SARAN..................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18





ii
A.   PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang
Sudah kita ketahui bahwa globalisasi kini telah merambah masuk dalam kehidupan bangsa Indonesia di segala sektor, yang akan berdampak terhadap budaya berpikir masyarakat Indonesia. Sekarang masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada budaya-budaya barat yang notabane berbeda dengan budaya Indonesia yang masih memiliki sopan santun, ramah, beradab yang menunjukkan sebagai Negara orang timur.
Era globalisasi memang tidak bisa di justifikasikan selalu membawa dampak yang negatif bagi kita, namun eksistensi dari globalisasi tersebut lebih dominan kearah negatif, banyak contoh kasus yang dapat kita temukan, yaitu : maraknya seks bebas dikalangan remaja , yang saat ini dianggap bukan hal yang tabu lagi, perkembangan pornografi yang dengan kemajuan teknologi yang canggih banyak dikonsumsi oleh anak dibawah umur dengan bebas dan mudah mendapatkannya, tingkat peggunaan obat-obat terlarang yang sangat memprihatinkan dan bahkan negara Indonesia dijadikan objek pasar dari penjualan obat terlarang internasional.
Dari pendahuluan diatas, maka muncul suatu pertanyaan yang perlu di kaji lebih jauh lagi, yaitu “ Sejauh mana pengaruh globalisasi terhadap identitas bangsa Indonesia ?”

2.      Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Identitas Bangsa dan Globalisasi itu ?
2.      Apa Pengaruh Globalisasi?
3.      Apa contoh Pengaruh Globalisasi dalam Aktivitas Moral ?
4.      Bagaimana Efek Globalisasi dalam Identitas Bangsa ?
3.  Tujuan
a.       Untuk mengetahui bagaimana pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional bangsa Indonesia.
b.      Untuk mengetahui contoh aktifitas moral dalam Konteks Tradisi Lama, Modern, dan Islam.
c.       Untuk menambah dan memperdalam lagi pengetahuan kita tentang Identitas Nasional dan Pengaruh Globalisasi.
1


B.   PEMBAHASAN

1.    Pengertian Identitas Nasional dan Globalisasi
a.    Hakikat dan Dimensi Identitas Nasional

Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan sebutan Identitas Nasional. Namun demikian proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, akan tetapi itu adalah sesuatu yang terus berkembang dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman. Sifat identitas nasional yang relatif dan kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk selalu kritis terhadap identitas nasionalnya untuk selalu menyegarkan pemahaman dan pemaknaan terhadap jati dirinya. Secara umum beberapa unsur yang terkandung dalam identitas nasional antara lain :
1.      Pola Perilaku
Adalah gambaran pola perilaku yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari, misalnya adat istiadat, budaya dan kebiasaan, ramah tamah, hormat kepada orangtua, dan gotong royong merupakan salah satu identitas nasional yang bersumber dari adat istiadat dan budaya.
2.      Lambang-lambang
Adalah sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara. Lambang-lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang-undang, misalnya bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
3.      Alat-alat perlengkapan
Adalah sejumlah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi, misalnya bangunan candi, masjid, gereja, bangunan adat, teknologi bercocok tanam, dan teknologi seperti kapal laut, pesawat terbang dan lainnya.





2
4.      Tujuan yang ingin dicapai
Yang bersumber dari tujuan yang bersifat dinamis dan tidak tetap, seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu. Sebagai sebuah bangsa yang mendiami sebuah negara, tujuan bersama bangsa Indonesia telah tertuang dalam pembukaan UUD 1945, yakni kecerdasan dan kesejahteraan bersama bangsa Indonesia.
b.    Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional

1.    Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi sebuah negara, bangsa Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang. Dua kerajaan nusantara, Majapahit dan Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai pusat-pusat kerajaan Nusantara yang pengaruhnya menembus batas-batas teritorial dimana dua kerajaan itu berdiri. Semangat juang bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah, menurut banyak ahli, telah menjad ciri khas tersndiri bagi bangsa indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional bangsa indonesia.

2.    Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa indonesia dapat dilihat pada sikap ramah dan santun kepada sesama. Ssedangkan, unsur identitas peradabannya tercermin dari keberadaan dasar negara pancasila sebagai nilai-nilai bersama bangsa Indonesia yang majemuk.

3.    Suku Bangsa
Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian, lebih dari sekedar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupakan unsur lain yang harus terus dikembangkan dan dibudayakan. Kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan lebih dari ribuan kelompok suku, beragam bahasa, budaya, dan ribuan kepulauan.


3
4. Agama
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah Indonesia. Dengan kata lain, keragaman agama dan keyakinan di Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi negara, tetapi juga merupakan suatu rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan di syukuri bangsa Indonesia. Mensyukuri nikmat kemajemukan dapat dilakukan dengan sikap dan tindakan untuk tidak memaksakan keyakinan dan tradisi, baik mayoritas maupun minoritas, atas kelompok lainnya.

5.    Bahasa
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.

c .Pancasila : Nilai Bersama dalam Kehidupan Kebangsaan dan Kenegaraan.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang hidup dengan kelenturan budaya nya untuk mengadaptasi unsur-unsur luar yang di anggap baik dan memperkaya nilai-nilai lokal yang dimiliki. Bersikap cerdas dan bijaksana adalah dengan cara tidak apriori terhadap apa saja yang berasal dari luar tetapi juga tidak meniru secara membabi buta apa saja dari luar. Pancasila adalah capaian demokrasi paling penting yang dihasilkan oleh para pendiri bangsa dalam (founding fatheres) Indonesia. Pancasila tidak lain merupakan sebuah konsensus nasional bangsa Indonesia yang majemuk. Pancasila merupakan simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dimana pertemuan nilai-nilai dan pandangan ideologi terpaut dalam sebuah titik pertemuan yang menjadi landasan bersama dalam kehidupan sebagai sebuah bangsa.



4



d. Revitalisasi Pancasila
Menurut Azyumardi Azra, ada tiga faktor yang membuat Pancasila tidak relevan lagi saat ini.
Pertama, Pancasila terlanjur tercemar karena kebijakan rezim Soeharto yang menjadikan Pancasila sebagai alat politik untuk mempertahankan status kekuasaan nya.
Kedua, Liberalisasi politik dengan penghapusan ketentuan yang ditetapkan Presiden B.J. Habibie tentang pancasila sebagai satu-satunya asas setiap organisasi.
Ketiga, Desentralisasi dan otonomisasi daerah yang sedikit banyak mendorong penguatan sentimen kedaerahan. Apabila tidak di antisipasi, bukan tidak mungkin menumbuhkan sentimen (lokal-natinalismlocal) yang dapat tumpang tindih dengan ethnonationalism. Dalam proses ini, Pancasila baik sengaja maupun akibat langsung dari proses desentralisasi akan makin kehilangan posisi sentralnya.


2.      Globalisasi dan Ketahanan Nasional
a.       Hakikat Globalisasi
Secara umum globalisasi adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi modern. Istilah globalisasi sering di identikan dengan :
1. Internasionalisasi, yaitu hubungan antar negara, meluasnya arus perdagangan dan penanaman modal;
2. Liberalisasi, yaitu pencabutan pembatasan-pembatasan pemerintah untuk membuka ekonomi tanpa pagar dalam hambatan perdagangan, pembatasan keluar masuk mata uang, kendali devisa, dan izin masuk suatu negara (visa);
3. Universalisasi, yaitu ragam selera atau gaya hidup seperti makanan, pakaian, kendaraan, diseluruh pelosok penjuru dunia;
4. Westernisasi atau Amerikanisasi, yaitu ragam hidup model budaya barat atau Amerika;
5. De-Teritorialisasi, yaitu perubahan-perubahan geografi sehingga ruang sosial dalam perbatasan, tempat, dan jarak menjadi berubah.

5
Beberapa Pengertian Globalisasi:
Pertama, globalisasi sebagai transformasi kondisi spasial-temporal kehidupan. Hidup yang kita alami mengendalikan ruang dan waktu. 
Kedua, globalisasi sebagai transfermasi lingkup cara pandang. Dengan kata lain, globalisasi menyangkut cara memandang, cara berpikir , cara merasa, dan cara mendekati persoalan.
Ketiga, globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Gejala yang muncul dari interaaksi yang makin intensif dapat dilihat dalam dunia perdagangan, media budaya, transportasi, teknologi, informasi, dan sebagainya.
b.      Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan intergritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional. Dalam rangka ketahan nasional, peluang dan tantangan bangsa Indonesia dalam era globalisasi dapat dijumpai dalam beberapa bidang yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial-budaya. Peluang dan tantangan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.      Bidang Politik
a.       Demokrasi menjadi sistem politik di Indonesia yang berintikan kebebasan mengemukan pendapat.
b.      Politik luar negeri yang bebas aktif.
c.       Melaksanakan sistem pemerintahan yang baik (good governance) dengan prinsip partisipasi, transparasi, rule of law, responsif, serta efektif dan efisien.






6
2.      Bidang Ekonomi
a.       Menjaga kestabilan ekonomi makro dengan menstabilkan nilai tukar rupiah dan suku bangsa.
b.      Menyediakan lembaga-lembaga ekonomi yang modern (perbankan, pasar modal, dan lain-lain).
c.       Mengeksploitasi sumber daya alam secara proporsional.

3.      Bidang sosial-budaya
a.       Meningkatkan sumber daya manusia, yaitu kompetensi dan komitmen melalui demokratisasi pendidikan.
b.      Penguasaan ilmu teknologi serta mengaplikasikannya dalam kehidupan masyarakat.
c.       Menyusun kode etik profesi yang sesuai dengan karakter dan budaya bangsa.

3.         Multikulturalisme: Antara Nasionalisme dan Globalisasi
a.       Pengertian Multikulturalisme

Istilah multikulturalisme mulai digunakan orang sekitar tahun 1950-an di Kanada untuk menggambarkan masyarakat Kanada di perkotaan yang multikultural dan multilingual. Namun demikian, multikulturalisme menjadi konsep yang menyebar dan dipandang penting bagi masyarakat majemuk dan kompleks di dunia, dan bahkan dikembangkan sebagai strategi integrasi kebudayaan melalui pendidikan multikultural.
      Ada beberapa istilah yang secara konseptual tampak mirip dengan terminologi multikulturlisme namun sebenarnya berbeda. Masyarakat majemuk (plural society) berbeda dengan keberagaman budaya atau multikulturalisme (plural cultural). Masyarakat majemuk lebih menekankan soal etnisitas atau suku yang pada gilirannya membangkitkan gerakan etnosentrisme dan etnonasionalisme. Sifatnya sangat askriptif dan primodial.



7

Dalam sejarahnya, nasionalisme Indonesia melalui beberapa tahap perkembangan.

Tahap pertama ditandai dengan tumbuhnya perasaan kebangsaan dan persamaan nasib yang diikuti dengan perlawanan terhadap penjajahan baik sebelum maupun sesudah promlakasi kemerdekaan. Nasionalisme religious dan nasionalisme sekuler muncul bersamaan dengan munculnya gagasan Indonesia merdeka.
Tahap kedua adalah bentuk nasionalisme Indonesia yang merupakan kelanjutan dari semangat revolusioner pada masa perjuangan kemerdekaan, dengan peran pemimpin nasional yang lebih besar. Nasioanalisme pada era ini mengandaikan adanya ancaman musuh dari luar terus-menerus terhadap kemerdekaan Indonesia.
Tahap ketiga adalah nasionalisme persatuan dan kesatuan. Kelompok oposisi atau mereka yang tidak sejalan dengan pemerintah disingkirkan karena akan mengancam persatuan dan stabilitas. Perbedaan diredam bukan dengan menyelesaikan pokok persoalannya tetapi ditindas dan disembunyikan dibawah karpet. Terhdap luar negeri, nasionalisme berarti kedaulatan, integritas, dan identitas bangsa.
Tahap keempat adalah nasionalisme cosmopolitan. Dengan bergabungnya Indonesia dalam system global internasional, nasionalisme Indonesia yang dibangun adalah nasionalisme cosmopolitan yang menandaskan bahwa Indonesia sebagai bangsa tidak dapat menghindari dari bangsa lain, namun dengan memiliki actor-aktor didaerah secara langsung untuk menjadi actor cosmopolitan.
Upaya membangun Indonesia yang multicultural hany mungkin dapat terwujud bila Pertama, konsep multikulturalisme menyebar luas dan dipahami oleh masyarakat Indonesia. Kedua ,  kesamaan pemahaman diantara masyarakat mengenai makna multikulturalisme dan bangunan konsep yang mendukungnya.



8
Ada 5 (lima) hal penting jika melihat hubungan antara pancasila dan multikulturalisme,yaitu:
1.      Multikulturalisme adalah pandangan kebudayaan yang berorientasi praktis, yakni yang menekankan perwujudan ide menjadi tindakan.
2.      Multikulturalisme harus menjadi grand strategy kemasa depan, khususnya dalam pendidikan nasional yang menekankan learning by doing of prakting, dan tidak lagi semata-mata kognitif.
3.      Dengan memosisikan multikulturalisme sebagai perwujudan pancasila, maka kebudayaan tidak lagi dijadikan embel-embel saja melainkan dijadikan salah satu prioritas utama untuk membangun bangsa karena integrasi bangsa bertumpu pada kebudayaan.
4.      Kalau mulkulturalisme didefinisikan sebagai  "sejumlah kebudayaan yang hidup berdampingan, dan seyogyanya mengembangkan cara pandang yang mengakui dan menghargai keberadaan satu sama lain ", maka secara empiris dapat dipertanyakan apakah criteria " saling menghargai " itu ada dalam masyarakat yang bersangkutan.
5.      Perubahan dari cara berfikir pluralisme kemultikulturalisme dalam memandang pancasila diperlukan dua syarat, yaitu:

a.    Kita harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai model multikulturalisme yang sesuai dengan kondisi Indonesia.
b.    Kebijakan itu harus berjangka panjang, konsisten, dan membutuhkan kondisi politik yang mendukung.
Dengan demikian, konsep masyarakat multikulralisme dapt menjadi wadah pengembangan demokrasi dan masyarakat madani di Indonesia. Kemajemukan bangsa Indonesia dapat menjadi modal social ( social capital ) bagi pengembangan modal masyarakat multicultural di Indonesia.                 
(Azra, Azyumardi & Hidayat Komaruddin, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education): Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani, 2000, ICCE UIN Jakarta)
9
2. Pengertian Identitas Nasional

  Pengertian Identitas Nasional secara harfiah adalah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada sesuatu atau seseorang yang membedakannya dengan yang lain. Pengertian Identitas pada hakikatnya adalah merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tersebut maka suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
                                             
Dengan demikian identitas nasional suatu bangsa adalah ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan dari bangsa lainnya. Namun demikian proses pembetukan identitas nasional bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terbuka dan terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Akan terjadi pergeseran nilai dari identitas itu sendiri apabila identitas itu tidak dapat dijaga dan dilestarikan, sehingga mengakibatkan identitas global akan mempengaruhi nilai identitas nasional itu sendiri.

Globalisasi secara umum adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk semakin bertambahnya keterkaitan antara masyarakat dengan faktor-faktor yang terjadi akibat transkulturisasi dan perkembangan teknologi modern. Istilah globalisasi dapat di terapkan dalam berbagai konteks sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya memahami globalisasi adalah suatu kebutuhan, mengingat majemuknya fenomena tersebut.

Menurut Stiglitz sebagai mana dikutip sugeng bahagijo dan darmawan triwinowo disatu sisi globalisasi menbawa potensi dan akselerasi pertumbuhan ekonomi banyak Negara, peningkatan standar hidup serta perluasan akses atas informasi dan teknologi, disisi lain telah membawa kesenjangan utara-selatan serta kemiskinan global.




10

c.       Pengaruh Globalisasi

            Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa.

1.      Pengaruh Positif Globalisasi

b.      Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih, dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

c.       Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.


d.      Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsayang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.





11

2.Pengaruh Negatif Globalisasi

Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial




12
d.   Contoh Aktivitas  Moral  dalam Konteks Tradisi Lama, Modern, dan Islam


    No.        Masalah

Tinjauan/Nilai Etika dari:
Tradisi
Modern
Islam
1.      Pakaian & Cara Berpakaian


2.      Minum alkohol/minuman keras






3.      Judi



4.      Free sex/zina

5.      Bohong





6.      Hidup mewah




7.      Tinggi hati, congkak
Macam-macam ada yang memperlihatkan aurat ada yang tidak

Ada yang pro & kontra








Ada yang pro & kontra



Ada yang pro & kontra

Dianggap kurang baik





Dianggap sebagai masalah individu



Orang tua-tua menilainya kurang baik
Berubah-ubah sesuai dengan selera  ahli mode

Dianggap sebagai perlambang pergaulan modern






Dianggap soal biasa/permainan zaman modern

Dianggap soal biasa

Tergantung dari materi atau jenis kebohongan itu, baru dapat dinilai pantas/jahat

Soal individu. Tergantung pada ke sanggupan dari yang bersangkutan

Tergantung dari yang menilai. Setiap orang bebas bersikap
Harus menutup aurat. Soal potongan & bentuk tidak jadi soal

Semua jenis minuman yang memabukkan haram hukumnya, sebab kejahatan atau keburukan bagi kesehatannya lebih banyak.

Sama hukumnya dengan alkohol. Malah lebih buruk

Dosa besar

Perbuatan yang tercela/buruk




Hukumnya mubazir. Termasuk melakukan yang tercela.


Tidak pantas tinggi hati dicela oleh agama






(Yustina,Rostiawati, Etika Sosial,1989, hlm. 142-143)


13
e.    Efek Globalisasi Bagi Identitas  Nasional

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antar satu negara dengan negara lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut, antara lain terkait dengan masalah narkotika, money laundering, keimigrasian, human trafficking, penebangan hutan secara ilegal, pencurian laut, pengakuan hak cipta, dan terorisme.
Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nila-nilai budaya bangsa yang selama ini di junjung tinggi. Efek lainnya adalah globalisasi dapat memberikan efek negatif bagi budaya-budaya leluhur di indonesia. Dengan adanya globalisasi waktu, jarak, wilayah bukan menjadi halangan, khususnya pada dunia hiburan. Pada dunia hiburan, efek globalisasi sangat jelas dapat dirasakan, sebagai contoh: lunturnya musik-musik tradisional lunturnya budaya Indonesiadalam film-film lokal, minimnya pentas seni lokal jika dibandingkan denganpentas seni kontemporer moderen.
Hal tersebut mencerminkan bahwa,globalisasi dapat dengan mudah mengubah nilai-nilai budaya yang sudah adasebelumnya.Pada masyarakat, hal ini tentu sangat membahayakan. Hal tersebutdidasarkan pada mulai mutimbulnya sifat individualistis di masyarakat,minimnya tenggang rasa dan semangat gotong royong. Yang sudah jelasbanyak negara lain mengenal budaya masyarakat Indonesia sangat ramahtamah sebelumnya. Belum lagi aksi teror, yang baru-baru ini marak terjadi.
Ada sebagian kelompok masyarakat bangsa ini yang menganut pandanganekstim dan radikal, yang menolak landasan bangsa ini yaitu Pancasila sebagaipedoman hidupnya, yang tentu sangat berbahaya bagi integritas bangsa inikedepan. Hal-hal ini tentunya dapat mengubah identitas bangsa ini, yangsebelumnya populer dengan bangsa yang menjunjung tinggi nilai multikultur yang Bhenika Tunggal Ika yang memiliki kesatuan sangat erat sertamasyarakatnya yang sangat berjiwa ketimuran.



14
KESIMPULAN

Meskipun kapitalisme berpengaruh besar kepada budaya populer global,dalam kaitannya dengan globalisasi budaya sekarang ini,indikasi bahwa globalisasi kebudayaan adalah sumber utama yang menjadikan hilangnya identitas nasional,dirasakan perlu redefinisi terhadap identitas nasional itu sendiri.  Sebab,meskipun sudah di ketahui  bahwa identitas nasional adalah simbolisasi terhadap individu teritori,kemampuan masyarakat khususnya indonesia tidak cukup baik dalam mempertahankan kebudayaan mereka sendiri sebagai suatu identitas.
Hal ini adalah kerugian bagi para pendukung globalisasi,khususnya juga globalisasi budaya,yang akhirnya menjadi aktor-aktor yang terlibat penuh dalam aktifitas globalisasi budaya (bahkan cenderung menikmati) selain masyarakat luas,yang beberapa diantaranya bukanlah pendukung globalisasi namun menaruh semua kesalahan akibat globalisasi budaya kepada para pendukung globalisasi buktinya,masyarakat luas pun ikut menikmati globalisasi,khususnya globalisasi budaya,meskipun ada tentangan dari sejumlah masyarakat lainnya akan globalisasi budaya yang sampai sekarang masih terus berjalan,hal tersebut bukan menjadi suatu jaminan yang cukup baik bagi masyarakat luas untuk tidak hidup dalam modernitas globalisasi.
Padahal globalisasi budaya hanya bertujuan untuk mendekatkan budaya lokal kepada budaya-budaya di seluruh dunia dalam satu kesatuan.  Seperti pada sebuah searchengine (google,yahoo,MSN,plasa,dll) dimana kita mampu mencari segala macam kejadian atau tren dan sebagainya,dalam sekali sentuhan jari.  Maka, untuk apa kita menyimpan budaya sendiri,sementara kita adalah bagian dari pada masyarakat global yang seharusnya tidak perlu canggung menerima globalisasi budaya di tengah-tengan budaya pribadi.  Sebab seharusnya,kita tidak perlu berlaku demikian.




15
SARAN
            Sebagai seorang mahasiswa dengan segudang aktivitas dan luasnya pergaulan di zaman modern ini, seharusnya kita tidak cepat terpengaruh oleh era globalisasi budaya barat yang tidak baik dalam kehidupan kita. Semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi pada zaman sekarang, tentunya semakin mudah untuk mengakses berbagai wacana entah itu di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagai mahasiswa yang cerdas, tentunya kita harus pintar dalam memilah dan memilih mana budaya barat yang baik dan mana budaya barat yang buruk. Karena apabila kita salah melilih, kita bisa terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak semestinya dan itu sangat berpengaruh bagi Identitas Nasional Bangsa Indonesia.























  16
DAFTAR PUSTAKA

Yustina Rostiawati, Buku Etika Sosial, 1989, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.





















17

1 komentar:

  1. Rules of the Game - R&Rione
    In this 정읍 출장마사지 game you play as two pairs of five cards, but not more than once each player is dealt cards. 신규 바카라 사이트 The first 논산 출장샵 player to 파주 출장안마 play hands 동두천 출장마사지 will usually have three cards in his hand,

    BalasHapus